Tempat Ruh Orang Mukmin, Syuhada, dan Orang-Orang Kafir.
Bab I
‘Aqidah Ahlus Sunnah Tentang Alam Kubur
20. Tentang Apa Saja Seorang Hamba Ditanya di Dalam Kuburnya?
Mereka semua mengimani bahwa seorang hamba di dalam kuburnya ditanya tentang tiga landasan utama di dalam tauhid, tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, agama Islam dan tentang Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka juga ditanya tentang amal dan tentang Kitabullah. Adapun orang yang beriman ditetapkan dengan jawaban yang tetap di dalam kehidupan dunia, sedangkan orang kafir atau munafik hanya mengatakan, “Hah, hah![1] Aku tidak tahu, aku hanya mendengar orang lain mengatakan sesuatu, lalu aku mengatakannya.”
21. Ruh Dikembalikan Kepada Jasad Ketika Seorang Hamba Ditanya.
Mereka semua mengimani bahwa ruh dikembalikan ke jasad ketika seseorang ditanya, keadaan mayit yang jasadnya tidak karuan sama sekali tidak menjadikan hal tersebut sulit bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal itu karena Allah berkuasa untuk mengembalikan kehidupan kepada jasad dan memberikan pertanyaan kepadanya sebagaimana Dia pun kuasa untuk mengembalikan jasad yang telah bercerai-berai.[2]
22. Tempat Ruh Orang Mukmin, Syuhada, dan Orang-Orang Kafir.
Mereka semua meyakini bahwa ruh orang-orang yang beriman ditempatkan di dalam Surga, baik mereka sebagai syuhada atau bukan, selama tidak ada hal yang menahan mereka berupa dosa besar dan hutang, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjumpai mereka dengan membawa ampunan. Inilah pendapat Abu Hurairah dan Ibnu ‘Umar Radhiyallahu anhuma, dan ini pula pendapat yang benar.
Imam Malik rahimahullah meriwayatkan di dalam kitabnya al-Muwaththa’ dari hadits Ka’ab bin Malik radhiyallahu anhu secara marfu’:
إِنَّمَا نَسَمَةُ الْمُؤْمِنِ طَيْرٌ يَعْلَقُ فِي شَجَرِ الْجَنَّةِ حَتَّى يُرْجِعَهُ اللهُ تَعَالَى إِلَى جَسَدِهِ يَوْمَ يَبْعَثُهُ.
“Sesungguhnya ruh seorang mukmin adalah seekor burung yang menggantung di sebuah pohon di dalam Surga sehingga Allah mengembalikannya ke jasadnya pada hari Kebangkitan.”[3]
Di dalam hadits ini diungkapkan bahwa ruh orang-orang yang beriman dalam bentuk seekor burung di dalam Surga. Sedangkan ruh-ruh orang yang mati syahid di dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa dia berada di dalam tenggorokan burung yang berwarna hijau, ia bagaikan bintang jika dibandingkan dengan ruh orang mukmin yang lainnya, karena dia terbang dengan sendirinya.[4]
Adapun ruh orang-orang kafir berada di dalam Neraka Jahim. Kita berlindung kepada Allah dari api Neraka.
23. Langgeng dan Terputusnya Sebuah Siksaan.
Mereka semua meyakini bahwa adzab itu langgeng kepada orang kafir dan orang munafik dengan kemunafikan yang kufur (yang besar). Sedangkan jika seorang hamba itu adalah seorang muslim yang melakukan kemaksiatan, maka lamanya siksaan sesuai dengan perbuatan maksiat yang dilakukannya. Bahkan sebagian dari mereka mendapatkan ampunan dosa dari Allah, sebagian orang yang bermaksiat disiksa sementara yang lainnya diampuni.[5]
[Disalin dari Al-Qabru ‘Adzaabul Qabri…wa Na’iimul Qabri Penulis Asraf bin ‘Abdil Maqsud bin ‘Abdirrahim Judul dalam Bahasa Indonesia KUBUR YANG MENANTI Kehidupan Sedih dan Gembira di Alam Kubur Penerjemah Beni Sarbeni Penerbit PUSTAKA IBNU KATSIR]
______
Footnote
[1] “Hah, hah!” al-Mundziri di dalam kitab at-Targhiib wat Tarhiib (I/187) berkata, “Sebuah kata yang diungkapkan ketika tertawa dan kutukan. Ada juga yang mengatakan bahwa kata tersebut diungkapkan untuk menyatakan kepedihan. Inilah makna yang sesuai dengan hadits, wallaahu ‘alam.
[2] Fat-hul Baari (III/277), karya Ibnu Hajar.
[3] Hadits shahih, al-Hafizh Ibnu Katsir (I/427) berkata, “Sanad yang sangat mulia dan agung.” Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Rajab di dalam kitab Ahwaalul Qubuur, hal. 95 dan al-Albani di dalam kitab as-Shahiihah (no. 995).
[4] Lihat Fataawa Ibni Taimiyyah (XXIV/365), Ahwaalul Qubuur (95:126), ar-Ruuh, hal. 100, Tafsiir Ibni Katsir (I/427), Fat-hul Baari (III/287), Syarh ath-Thahaawiyah, hal. 445-446.
[5] Fataawaa al-Hafizh Ibnu Hajar, manuskrip Darul Kutub (no. 1559).
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/53945-tempat-ruh-orang-mukmin-syuhada-dan-orang-orang-kafir.html